Profil Desa Tersidikidul
Ketahui informasi secara rinci Desa Tersidikidul mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Tersidikidul, Pituruh, Purworejo. Melengkapi kisah `desa kembar`, mengupas sejarah, potensi agraris, demografi, dan dinamika sosial masyarakatnya. Fakta dari sisi selatan lumbung pangan Purworejo.
-
Bagian Tak Terpisahkan dari Sejarah `Desa Kembar`
Memiliki identitas yang kuat sebagai `saudara selatan` dari Desa Tersidilor, lahir dari akar sejarah yang sama.
-
Kemandirian Ekonomi Berbasis Pertanian
Merupakan desa mandiri dengan sektor pertanian produktif yang menjadi penopang utama kehidupan warganya.
-
Harmoni Sosial Berlandaskan Akar Budaya yang Sama
Kehidupan masyarakatnya mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan yang diwarisi dari sejarah bersama.
Melengkapi narasi sejarah yang unik di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, hadirlah Desa Tersidikidul. Sebagai `saudara kembar` dari Desa Tersidilor, keberadaannya bukan hanya sebagai sebuah wilayah administrasi, tetapi sebagai bagian tak terpisahkan dari sebuah cerita panjang tentang pertumbuhan dan perkembangan sebuah komunitas. Berdiri kokoh dengan kemandiriannya, Desa Tersidikidul memancarkan potensinya sendiri di sektor agraris, sambil terus menjaga warisan budaya dan ikatan sejarah yang menjadi akarnya.
Letak Geografis dan Potret Demografi
Secara geografis, Desa Tersidikidul terletak di kawasan dataran rendah yang subur, sebuah ciri khas dari wilayah lumbung pangan di Kecamatan Pituruh. Luas wilayah desa ini tercatat sekitar 133,02 hektare (1,33 km²). Sebagian besar bentang alamnya didominasi oleh hamparan sawah beririgasi teknis yang tertata rapi, menjadi pemandangan sekaligus sumber kehidupan utama bagi masyarakatnya.Batas-batas wilayah Desa Tersidikidul secara spesifik adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan Desa Tersidilor
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Wonoyoso
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Megulung Kidul
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Megulung Lor
Keberadaan Desa Tersidilor sebagai batas utara menjadi penegas fisik dari ikatan sejarah kedua desa ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, jumlah penduduk Desa Tersidikidul tercatat sebanyak 1.258 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, maka kepadatan penduduknya adalah sekitar 946 jiwa per kilometer persegi. Data demografis ini menunjukkan sebuah komunitas yang solid, dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan pekebun, yang mewarisi keahlian mengolah tanah secara turun-temurun.
Jejak Sejarah: Satu Akar, Dua Wilayah
Kisah Desa Tersidikidul tidak dapat dipisahkan dari Desa Tersidilor. Keduanya berasal dari satu akar sejarah, yakni sebuah desa induk yang dahulu bernama "Tersidi". Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan populasi dan kebutuhan untuk efektivitas administrasi pemerintahan mendorong dilakukannya pemekaran wilayah. Desa Tersidi pun dibagi menjadi dua entitas yang berbeda, ditandai dengan penambahan kata penunjuk arah dalam bahasa Jawa: "Lor" (Utara) dan "Kidul" (Selatan).Maka, lahirlah Desa Tersidilor (Tersidi bagian Utara) dan Desa Tersidikidul (Tersidi bagian Selatan). Pemekaran ini bukanlah sebuah perpecahan, melainkan sebuah strategi pengembangan wilayah yang lazim terjadi di Jawa. Meskipun kini menjadi dua desa yang mandiri dengan pemerintahan masing-masing, ikatan emosional, kekerabatan dan budaya antara penduduk kedua desa tetap terjalin sangat erat. Banyak warga Tersidikidul yang masih memiliki sanak saudara di Tersidilor, dan sebaliknya. Sejarah bersama ini menjadi fondasi identitas yang unik dan modal sosial yang tak ternilai bagi kedua desa.
Ekonomi Agraris sebagai Penopang Kehidupan
Serupa dengan saudaranya di utara, denyut nadi perekonomian Desa Tersidikidul berpusat pada sektor pertanian. Tanah yang subur dan ketersediaan air irigasi yang cukup menjadi anugerah yang dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Padi merupakan komoditas utama yang dibudidayakan, dengan siklus panen yang bisa mencapai tiga kali dalam setahun pada kondisi cuaca normal. Hasil panen tidak hanya digunakan untuk konsumsi pribadi, tetapi juga menjadi sumber pendapatan utama keluarga.Untuk menjaga keberlanjutan lahan, para petani menerapkan pola rotasi tanam dengan menanam palawija seperti jagung, kedelai, atau sayur-mayur setelah musim panen padi. Praktik ini terbukti efektif untuk memulihkan unsur hara tanah dan memberikan variasi pendapatan bagi petani. Peran Kelompok Tani (Poktan) sangat vital sebagai wadah koordinasi, pembelajaran, dan akses terhadap informasi serta bantuan dari pemerintah.Selain pertanian, sektor peternakan juga menjadi komponen penting dalam ekonomi desa. Banyak keluarga yang memelihara ternak seperti kambing, sapi, dan ayam sebagai bentuk investasi dan sumber protein hewani. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mulai berkembang, terutama di bidang pengolahan hasil pertanian, penjualan aneka kuliner, dan toko kelontong yang melayani kebutuhan sehari-hari warga.
Tata Kelola Pemerintahan dan Pembangunan Partisipatif
Sebagai desa otonom, Tersidikidul memiliki struktur pemerintahan yang lengkap, terdiri dari Kepala Desa, Perangkat Desa, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Pemerintah Desa (Pemdes) bekerja secara sinergis dengan BPD untuk merancang dan melaksanakan program-program pembangunan yang aspiratif dan tepat sasaran.Mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) menjadi instrumen utama dalam menyerap aspirasi warga. Melalui forum ini, masyarakat dapat secara langsung mengusulkan kegiatan pembangunan yang dianggap paling mendesak, mulai dari perbaikan infrastruktur hingga program pemberdayaan ekonomi. Dana Desa (DD) dan sumber pendapatan lainnya dikelola secara transparan untuk membiayai program-program prioritas tersebut.Pemerintah Desa Tersidikidul fokus pada pembangunan infrastruktur yang mendukung produktivitas pertanian, seperti pemeliharaan jaringan irigasi tersier, pengerasan jalan usaha tani, dan pembangunan jembatan kecil. Selain itu, peningkatan kualitas layanan dasar seperti pendidikan melalui PAUD dan kesehatan melalui Posyandu juga menjadi perhatian serius pemerintah desa.
Dinamika Sosial dan Budaya: Cerminan Akar yang Sama
Kehidupan sosial di Tersidikidul merupakan cerminan dari akar budaya yang sama dengan Tersidilor. Nilai-nilai luhur seperti gotong royong, tepa slira (tenggang rasa), dan semangat kekeluargaan sangat dijunjung tinggi. Tradisi saling membantu saat ada warga yang menggelar hajatan atau tertimpa musibah masih berjalan kental dan menjadi perekat sosial yang ampuh.Aktivitas keagamaan, yang mayoritas dianut oleh penduduk adalah Islam, juga menjadi pusat kehidupan komunal. Masjid dan musala menjadi sentra kegiatan ibadah dan sosial, tempat warga berkumpul untuk pengajian, merayakan hari besar keagamaan, dan mempererat tali persaudaraan.Tradisi dan kearifan lokal yang berkaitan dengan siklus pertanian, seperti upacara wiwitan (memulai tanam) atau sedekah bumi (syukuran panen), masih sesekali diadakan. Meskipun intensitasnya mungkin telah berkurang seiring modernisasi, semangat untuk bersyukur dan menjaga harmoni dengan alam tetap hidup dalam sanubari masyarakat.
Prospek dan Tantangan: Menatap Masa Depan Bersama
Menatap masa depan, Desa Tersidikidul memiliki prospek yang cerah. Kemandirian di sektor pangan merupakan modal dasar yang sangat kuat. Peluang pengembangan terletak pada peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui pengolahan pascapanen dan branding. Identitas sebagai "desa kembar" justru bisa menjadi kekuatan pemasaran yang unik. Bayangkan adanya produk "Beras Asli Tersidi" yang merepresentasikan kualitas dari kedua desa.Peluang kolaborasi dengan Desa Tersidilor sangat terbuka lebar, misalnya dalam membentuk Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) untuk mengelola potensi ekonomi kawasan, atau menggelar festival budaya tahunan bersama untuk merayakan sejarah mereka.Namun tantangan yang dihadapi juga serupa dengan desa agraris lainnya. Regenerasi petani menjadi isu krusial di tengah arus urbanisasi generasi muda. Dampak perubahan iklim terhadap pola curah hujan juga menjadi ancaman nyata bagi keberhasilan panen. Selain itu, menjaga harmoni dan koordinasi dengan desa tetangga sambil tetap menonjolkan identitas masing-masing juga merupakan sebuah seni tersendiri dalam tata kelola wilayah.Penutup Desa Tersidikidul adalah bukti nyata bahwa pemekaran wilayah tidak harus berarti perpisahan. Sebagai entitas yang mandiri, ia berhasil membangun kekuatannya sendiri di atas fondasi pertanian yang kokoh. Namun, kekuatannya yang sejati justru terletak pada jalinan sejarah dan budaya yang tak terputus dengan "saudara kembarnya", Tersidilor. Dengan merawat akar sejarah bersama dan berkolaborasi untuk masa depan, kedua desa yang lahir dari satu rahim ini memiliki potensi luar biasa untuk tumbuh lebih kuat, lebih sejahtera, dan menjadi teladan harmoni di Kabupaten Purworejo.